Gamer mana yang tidak mengenal nama besar Modern Warfare dan Battlefield saat ini? Kedua franchise game first person shooter
ini memang termasuk salah satu yang terbaik di industri game. Walaupun
mengusung sistem permainan yang serupa dari setiap kelanjutan seri,
pengalaman yang dihadirkan selalu tampil lebih mengagumkan. Alasan
utamanya ada di balik balutan plot dan dramatisasi yang semakin mumpuni.
Tidak heran jika banyak kompetitor yang berusaha mengekor kesuksesan
ini. Bagi industri game, ini adalah awal fenomena untuk memuat
perperangan sebagai konten utama.
Dari berbagai judul game yang sempat dirilis di jagat game, beberapa
di antaranya berhasil mengangkat event dan pertempuran dunia nyata
sebagai plot yang menjual. Perang Dunia I dan II menjadi tema yang
paling sering hadir. Skala perang masif, kehancuran total, persenjataan
berat, drama dan tragedi kemanusiaan, serta berbagai cerita heroik yang
lahir menjadikan perang-perang ini berpotensial untuk terus
dieksploitasi. Namun sayangnya, sebagian besar game hanya memalingkan
kiblat cerita ke perang di daratan Eropa. Padahal, banyak perang lain di
belahan dunia lain yang tak kalah dramatis. Salah satunya adalah
Indonesia.
Bagi kita yang pernah mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia tentu
memahami bagaimana pejuang di masa lalu benar-benar berdedikasi
membangun dan mempertahankan negara ini. Semua ego kesukuan, agama, dan
ras seolah runtuh di bawah satu payung Merah-Putih. Indonesia adalah
sesuatu yang mutlak, bereksistensi lebih tinggi daripada sekadar
kepentingan pribadi. Begitu banyak nyawa hilang, darah menjelma menjadi
sungai, dan kemiskinan menjadi pil pahit yang terus ditelan tanpa
tertahan. Untuk apakah ini semua? Sebuah daratan dan laut yang
terbentang dari Sabang hingga Merauke, untuk Ibu Pertiwi yang kita
cintai: Indonesia.
Jalan untuk mencapai itu bukanlah sesuatu yang sederhana. Kita
menjalani perang besar selama lebih dari 3 abad untuk mencapai sebuah
negara dan puluhan tahun setelahnya untuk mempertahankan sebuah
eksistensi yang masih muda. Perang untuk mencapai kemerdekaan dan perang
untuk mempertahankan kemerdekaan menjadi peristiwa terpenting bagi
bangsa Indonesia, dan bagi kita – generasi muda yang mengecapnya dengan
mudah. 17 Agustus menjadi momen terpenting untuk memberikan apa yang
paling bisa kita berikan: penghormatan.
Dari begitu banyak perang besar yang terjadi di Indonesia, harus
diakui beberapa di antaranya benar-benar tampil begitu epik dan
dramatis. Semua cerita dan tindakan heroik tersebut seolah menjadi bumbu
yang tepat untuk menghasilkan sebuah video game yang berkualitas, dari
berbagai genre yang mungkin dihasilkan. Perang-perang ini pasti akan
menghasilkan sensasi pengalaman bermain yang intens dan memancing emosi
yang bergejolak.
Jadi, apa sajakah 10 perang Indonesia yang pantas untuk dijadikan video game?
10. Puputan Margarana (Bali)
Bagi Anda yang belum mengenal sejarah Bali sebelumnya, Puputan
mungkin tampil sebagai sebuah konsep yang masih asing terdengar. Namun,
bagi yang pernah mempelajarinya, Puputan merupakan tindakan paling
patriotik yang ada dalam sejarah Indonesia. Puputan adalah tradisi
masyarakat Bali untuk memberikan perlawanan terhadap siapa pun agresor
yang berani menyentuh Tanah Air hingga titik darah penghabisan. Tidak
ada kata mundur, tidak ada kata menyerah. Salah satu perang puputan
paling dramatis adalah Puputan Margarana yang dipimpin oleh I Gusti
Ngurah Rai. Dalam usaha mempertahankan desa Marga dari serangan NICA,
Ngurah Rai yang berhasil merampas senjata api dari tentara Belanda
berkomitmen untuk mengobarkan perang perlawanan hingga titik darah
penghabisan. Tentara Belanda yang sempat kewalahan dan kalah terpaksa
meminta bantuan sebagian besar pasukannya di Bali dan pesawat pengebom
dari Makassar untuk membasmi perlawanan ini. 96 orang tewas, termasuk I
Gusti Ngurah Rai. Dari pihak Belanda? Kurang lebih 400 orang tewas.
Konsep Game: Bayangkan
jika Anda menggunakan salah satu dari 96 petarung puputan ini. Perang
akan didesain begitu destruktif dengan hadirnya ratusan pasukan Belanda
di depan mata. Desain game dapat dihadirkan dalam bentuk first atau third person shooter.
Adegan dramatisasi akan diperkaya ketika Belanda mulai mengerahkan
pesawat pengebom. Ending mungkin akan menjadi nilai jual terhebat.
Bertarung hingga titik darah penghabisan, dengan penuh darah dan tetap
bertahan untuk membunuh pasukan Belanda sebanyak-banyaknya. Adegan slow motion dan cut-scene dengan pandangan kabur akan menciptakan pengalaman yang lebih mantap.
9. Perang Ambarawa (Semarang)
Sekutu memang tidak pernah berhenti berulah. Kedatangan awal di
Semarang untuk semata mengurus tahanan perang Jepang justru berbuntut
menjadi kekacauan. Rakyat marah ketika melihat para tahanan yang
sebagian besar merupakan eks-tentara Belanda tersebut justru
dipersenjatai. Serangan dilancarkan oleh Tentara Keamanan Rakyat yang
berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga mereka terpaksa bertahan
di kompleks gereja. Tanggal 12 Desember 1945, kesatuan-kesatuan TKR
datang untuk menyerang dan memulai perang selama 1,5 jam. Melalui
strategi flanking, Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan memukul mundur Sekutu.
Konsep Game: Jika biasannya konsep perang lebih dominan di genre third atau first person shooter, Perang Ambarawa ini sepertinya lebih cocok jika dijadikan sebuah game Real Time Strategy.
Dengan begitu banyak kesatuan TKR yang ikut berperan dan strategi
perang yang dimaksimalkan untuk mencapai kemenangan, konsep permainan
layaknya Company of Heroes tampaknya akan menghasilkan sebuah game yang
berkualitas.
8. Perang Gerilya Soedirman
Tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal sosok kharismatik,
Jenderal Soedirman. Dalam kondisi kesehatan yang bahkan tidak
memungkinkan untuk bergerak sendiri, Jenderal Soedirman tetap memimpin
pergerakan dari atas tandu. Taktik utamanya adalah dengan bergerilya,
menyerang pasukan musuh, dan kemudian bersembunyi. Beliau adalah ahli
strategi yang mumpuni dan sering berhasil menyerang pasukan Belanda dan
Sekutu di titik-titik yang memang berdampak signifikan. Sayangnya,
beliau harus kalah kepada ketidakberdayaan melawan penyakit tuberkolosis
yang semakin parah.
Konsep Game: Anda
bisa memerankan salah satu ajudan Jenderal Soedirman yang diperintahkan
untuk menghancurkan berbagai target secara bergerilya. Konsep permainan
yang dihadirkan bisa first atau third person shooter,
namun dengan elemen stealth yang lebih kental dan dominan. Sosok
Jenderal Soedirman juga dapat dihadirkan untuk berbagai efek dramatisasi
yang menegangkan.
7. Insiden Hotel Yamato (Surabaya)
Instruksi Presiden Soekarno pada tanggal 31 Agustus 1945 untuk
mengibarkan bendera Merah Putih di seluruh pelosok Nusantara tidak
serta-merta membuat kedaulatan Indonesia berjaya. Belanda tampaknya tak
kehilangan akal untuk terus menancapkan taringnya di atas Tanah Air.
Berkedok sebuah lembaga kemanusiaan, Intercross, Belanda melakukan
langkah-langkah politik dan berunding dengan pihak Jepang di Hotel
Yamato. Pada tanggal 18 September 1945, sekelompok orang Belanda W.V. Ch
Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di atas hotel
tersebut. Tentu saja ini memicu kemarahan besar rakyat Surabaya. Para
pemuda berkumpul di luar hotel dalam jumlah masif, marah karena
kedaulatan Indonesia yang terinjak. Mereka merangsek paksa, masuk ke
dalam hotel dan memicu apa yang kita kenal sebagai Insiden Hotel Yamato.
Bagian biru bendera Belanda tersebut dirobek. Bendera yang kini hanya
menyisakan warna merah dan putih dikibarkan kembali dengan disertai
pekik “Merdeka” para pemuda Surabaya.
Konsep Game: Walaupun
konflik yang dihadirkan di insiden ini tidak cukup untuk menghasilkan
sbeuah game perang, insiden Hotel Yamato ini dapat menjadi cut-scene dan
event yang menghasilkan emosi permainan yang lebih intens. Anda akan
merasakan kemarahan dan semangat para pemuda Surabaya untuk tetap
mempertahankan Indoneisa.
6. Operasi Dwikora (Malaysia)
Kecemasan Soekarno bahwa Malaysia dan Kalimantan Utara akan menjadi
kaki tangan kolonial membuat operasi Dwikora dikerahkan. Malaysia yang
kala itu berada di bawah wewenang kekuasaan Inggris diberikan kesempatan
untuk melakukan referendum dan menentukan nasibnya sendiri. Namun,
masyarakat Malaysia saat itu justru mulai menghasilkan sikap
anti-Indonesia dan “meludahi” Tanah Air kita. Soekarno yang marah
memutuskan untuk berperang. Sebuah pidato terkenal, Ganyang Malaysia,
juga diproklamasikan saat itu. Perang agen rahasia, sabotase, dan
militer terbuka dikerahkan. Indonesia harus melawan tiga negara
sekaligus: Malaysia, Inggris, dan Australia.
Konsep Game: Operasi
Dwikora memiliki segudang potensi yang dapat melahirkan sebuah video
game yang berkualitas. Anda dapat memilih sebuah konsep perang terbuka
melawan tiga negara dalam sebuah genre FPS atau TPS juga sepertinya akan
menghasilkan pengalaman yang seru. Namun, saya sendiri melihat Dwikora
sebagai kesempatan untuk memunculkan sebuah game spionase dan mata-mata
yang mumpuni. Berperan sebagai seorang agen Indonesia di Malaysia!
5. Pertempuran Laut Aru (Maluku)
Tidak diragukan lagi, perang laut paling dramatis yang pernah terjadi
di Indonesia adalah Pertempuran Laut Aru yang merupakan bagian dari
operasi Trikora. Tiga kapal perang tempur Indonesia yang ditugaskan
melakukan operasi penyusupan, RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, dan RI
Harimau, harus berhadapan dengan sebuah takdir buruk. Operasi yang
seharusnya berjalan rahasia ini ternyata terendus oleh pihak otoritas
Belanda. Mereka mengirimkan dua kapal jenis destroyer dan
pesawat tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang Indonesia.
Namun, dengan heroiknya, RI Matjan Tutul memutuskan untuk maju dan
mengalihkan perhatian musuh, memberikan kesempatan kepada dua kapal yang
lain untuk melarikan diri. Komodor Yos Sudarso wafat dalam pertempuran
ini.
Konsep Game:
Bayangkan jika Anda berperan sebagai salah satu awak kapal RI Matjan
Kumbang atau RI Harimau. Setelah berjuang setengah mati dengan berbagai
senjata anti-udara untuk melawan pesawat tempur yang terus lalu-lalang,
harapan untuk terus hidup sepertinya menipis. Namun, tiba-tiba suara
Komodor Yos Sudarso membahana, meminta kapal Anda untuk segera melarikan
diri. Dengan gerakan slow motion, Anda melihat RI Matjan Tutul
bergerak menuju gelapnya malam disertai muntahan peluru yang tidak
berkesudahan. Anda hanya bisa menatap dari geladak kapal yang bergerak
bertolak dari arah Yos Sudarso.
4. Serangan Umum 1 Maret 1949 (Yogyakarta)
Indonesia semakin berani ketika perlengkapan senjata dan koordinasi
militernya yang masih muda mulai menunjukkan potensi pertahanan yang
cukup kuat. Belanda yang di kala itu sedang menjajal usaha invasi
keduanya datang seolah tak terbendung. Namun, TNI tidak tinggal diam.
Sebuah rencana serangan disusun untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak
hanya memiliki sebuah kemampuan sebuah negara berdaulat, tetapi juga
eksistensi badan militer. Yogyakarta dipilih sebagai ajang pembuktian.
Selain sebagai ibu kota, Yogyakarta kala itu juga memuat banyak wartawan
asing yang signifikan untuk publisitas dan memperkenalkan Indonesia.
Serangan dimulai saat fajar, berlangsung selama 6 jam, dan berhasil
memukul mundur Belanda.
Konsep Game: Serangan
seperti ini tentu saja akan lebih cocok dengan sentuhan FPS yang epik.
Berperan sebagai salah satu anggota TNI, Anda akan dihadapkan kepada
plot dan gameplay FPS yang umum. Bergerak pelan menuju Yogyakarta,
karakter Anda akan terlibat dalam berbagai pertempuran seru dan penuh
darah. Sensasi dramatisasi hadir ketika Anda perlahan merebut wilayah
satu per satu.
3. Operasi Trikora (Irian Barat)
Operasi Trikora digelar dengan satu tujuan utama yang sederhana namun
jelas dengan berbagai usaha: merencanakan, mempersiapkan, dan
menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan
Indonesia. Belanda yang keras kepala dan tidak ingin menyerahkan Irian
Barat kepada Indonesia harus merasakan konsekuensi yang tidak ringan
dari keputusannya tersebut. Berbekal persenjataan berat yang baru saja
didapatkan dari Uni Soviet, sebuah operasi militer besar-besaran
dikerahkan; terbesar yang pernah dilakukan Indonesia sepanjang sejarah.
Konsep Game: Salah
satu hal yang paling memorable dari Operasi Trikora adalah efektivitas
paratroopers yang dikerahkan untuk menginfiltrasi wilayah Irian Barat
secara diam-diam. Anda bisa berperan sebagai pasukan paratroppers yang
diterjunkan di malam hari, menyelesaikan misi-misi dalam balutan FPS
yang epik. Tujuan utama adalah memastikan semua misi terlaksana dan
bergabung dengan pasukan yang menginvasi dari garis pantai. Trikora juga
memiliki potensi yang memungkinkan Anda berperan sebagai satu dari
16.000 prajurit Amphibi yang dikerahkan TNI AL. Epik? Pastinya!
2. Bandung Lautan Api (Bandung)
Ultimatum Tentara Sekutu kepada Tentara Rakyat Indonesia untuk
meninggalkan kota Bandung memicu salah satu gerakan paling spektakuler
di sejarah perang Indonesia ini. Sadar bahwa kekuatan senjata tidak akan
berimbang dan kekalahan sudah pasti di depan mata, TRI tidak rela jika
Sekutu memanfaatkan Bandung sebagai pusat militer untuk menginvasi
wilayah yang lain. Berdasarkan hasil musyawarah, sebuah tindakan bumi
hangus dipilih untuk memastikan hal ini tidak terjadi. 200.000 penduduk
Bandung membakar rumah mereka selama kurun waktu 7 jam dan bersama
bergerak mengungsi ke wilayah selatan.
Konsep Game: Memang
sedikit sulit untuk menjadikan Bandung Lautan Api sebagai sebuah game
aktif di mana Anda berperan secara langsung. Namun, menjadikannya
sebagai salah satu cut-scene dan event untuk memperkaya intensitas
pengalaman bermain pasti akan berjalan sempurna. Dari kacamata seorang
rakyat, Anda akan ditugaskan untuk membakar rumah Anda sendiri,
sementara bunyi tembakan terdengar membahana di kejauhan. Sejauh Anda
berlari, langit malam Bandung memerah menyala.
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 (Surabaya)
Gencatan senjata antara tentara Indonesia dan pihak Sekutu justru
berbuntut ke insiden Jembatan Merah. BrigJen Mallaby yang kala itu
berpapasan dengan milisi Indonesia terlibat baku tembak karena
kesalahpahaman semata. Kematian Mallaby memicu kemarahan tentara Sekutu.
MayJen Robert Mansergh yang menggantikan Mallaby lantas mengeluarkan
ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia untuk
menyerahkan semua persenjataan dan mengibarkan bendera putih. Tidak
diindahkan, salah satu perang paling destruktif di Indonesiapun tak
terelakkan. Inggris mengerahkan 30.000 infanteri, sejumlah pesawat
terbang, tank, dan kapal perang untuk mengepung Surabaya. Arek-arek
Surabaya tak mengenal kata menyerah. Dengan perlengkapan seadanya,
mereka memutuskan untuk memberi perlawanan. 6.000 rakyat Indonesia tewas
dan 200.000 lainnya harus mengungsi. Peristiwa Surabaya lantas menjadi
pemicu upaya pertahanan kemerdekaan di wilayah lain.
Konsep Game: Akan
menjadi sebuah game yang keren jika Anda berperan sebagai salah satu
rakyat sipil Surabaya yang patriotik. Dimulai dari mendengarkan pidato
Bung Tomo yang berapi-api, plot game memosisikan Anda dalam satu dari
puluhan ribu rakyat Surabaya yang berperang. Skala perang kota yang
besar memaksa Anda untuk memutar otak dan menghalalkan segala cara untuk
mengalahkan pasukan Sekutu yang lebih modern dalam persenjataan. Di
sekeliling Anda akan ada begitu banyak mayat dan darah, serta reruntuhan
kota. Endingnya? Saya lebih memilih sebuah happy ending, di
mana Anda akhirnya berhasil menemukan cara untuk lari dari kota Surabaya
setelah melakukan semua upaya perlawanan yang bisa dilakukan.
Sekian adalah 10 perang Indonesia yang menurut saya pribadi pantas
untuk dijadikan dasar sebuah video game. Sebagian besar perang yang
dituliskan memang berasal dari masa setelah kemerdekaan. Mengapa? Karena
Indonesia bergerak dalam sebuah kesatuan bangsa dengan persenjataan
modern yang cukup kuat untuk melawan balik. Sementara perang sebelum
kemerdekaan lebih berfokus kepada kesukuan dan minim persenjataan
sehingga sulit dibayangkan untuk dihadirkan dalam sebuah konsep video
game.
Jangan ragu untuk berbagi informasi dan pengetahuan jika Anda merasa
bahwa ada beberapa perang yang sepantasnya masuk ke dalam list. Namun,
saya cukup berharap Anda menyertakan konsep game yang bisa dihadirkan
dengan mengambil setting yang Anda sebutkan sendiri. Siapa tahu saja,
seperti harapan saya dan sebagian besar masyarakat Indonesia pada
umumnya, akan ada developer Indonesia yang mampu mewujudkan semua ide
ini. Mengharumkan nama Indonesia lewat video game akan menjadi sebuah
langkah yang manis, Jadi, jangan ragu untuk berkomentar, memberikan
saran, kritik, dan menambahkan apa pun yang menurut Anda kurang di
artikel ini. Feel free to comment!
sumber : http://www.jagatreview.com/2011/08/10-perang-indonesia-yang-pantas-menjadi-video-game/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar